Minggu, 01 Mei 2016

Konsep Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran



Konsep Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi

1. Konsep Pengukuran
Menurut Cangelosi (1995: 21) pengukuran adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan.
Menurut Wiersma & Jurs (1990) pengukuran adalah penilaian numerik pada fakta-fakta dari objek yang hendak diukur menurut kriteria atau satuan-satuan tertentu.
Alwasilah et al.(1996), measurement (pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan performa siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (sistem angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performa siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka
Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran (measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.
Jadi, Pengukuran (measurement) adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan fakta kuantitatif dengan membandingkan sesuatu dengan satuan ukuran standar yang disesuaikan sesuai dengan objek yang akan diukur. Pengukuran bukan hanya dapat mengukur hal-hal yang tampak saja namun dapat juga mengukur benda-benda yang dapat di bayangkan seperti kepercayaan konsumen, ketidak pastian dll. Pengukuran dalam bidang pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu. Dalam hal ini yang diukur bukan peserta didik tersebut, akan tetapi karakteristik atau atributnya.

2. Konsep Penilaian
Menurut Suharsimi Arikunto (2009) penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
Dalam buku, “Bimbingan Dan Konseling Disekolah”, terbitan Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, departemen Pendidikan Nasional (2008:27) dijelaskan bahwa Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan.
Dalam PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa “penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik”.
Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan tentang nilai. Oleh karena itu, langkah selanjutnya setelah melaksanakan pengukuran adalah penilaian. Penilaian dilakukan setelah siswa menjawab soal-soal yang terdapat pada tes. Hasil jawaban siswa tersebut ditafsirkan dalam bentuk nilai.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa assessment atau penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa, menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran (kuantifikasi suatu objek, sifat, perlaku dll), menggambarkan informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Assessment memberikan informasi lebih konprehensif dan lengkap dari pada pengukuran, sebab tidak hanya mengunakan instrument tes saja, tetapi juga mengunakan tekhnik non tes lainya. Penilaian adalah kegiatan mengambil keputusan untuk menentukan sesuatu berdasarkan kriteria baik buruk dan bersifat kualitatif. Hasil penilaian sendiri walaupun bersifat kualitatif, dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.

3. Konsep Evaluasi
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.
Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan pengertian tersebut, Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002).

      Subjek Evaluasi
Subjek/pelaku Pendidikan  adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat disebut subjek evaluasi untuk setiap tes ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku, karena tidak setiap orang dapat melakukannnya.
Dalam kegiatan evaluasi pendidikan di mana sasaran evaluasinya adalah sasaran belajar, maka subjek evaluasinya adalah guru atau dosen yang mengasuh mata pelajaran tertentu. Jika evaluasi yang dilakukan itu sasarannya adalah peserta didik, maka subjek evaluasinya adalah guru atau petugas yang sebelum melaksanakan evaluasi tentang sikap itu, terlebih dahulu telah memperoleh pendidikan atau latihan mengenai cara-cara menilai sikap seseorang.
Adapun apabila sasaran yang dievaluasi adalah kepribadian peserta didik, di mana pengukuran tentang kepribadian itu dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa tes yang sifatnya baku (Standardized Test), maka subjek evaluasinya tidak bisa lain kecuali seorang psikolog; yaitu seseorang yang memang telah dididik untuk menjadi tenaga ahli yang profesional dibidang psikologi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa disamping alat-alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur kepribadian seseorang itu sifatnya rahasia, juga hasil-hasil pengukuran yang diperoleh dari tes kepribadian itu, hanya dapat diinterpretasi dan disimpulkan oleh para psikolog tersebut, tidak mungkin dapat dikerjakan oleh orang lain.
      Objek Evaluasi
Yang dimaksud dengan objek atau sasaran pendidikan ialah segala sesuatu yang bertalian dengan kegiatan/proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian/pengamatan. Karena pihak penilai/evaluator ingin memperoleh informasi tentang kegatan/proses pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk mengetahui objek dari evaluasi pendidikan adalah dengan jalan menyorotinya dati tiga segi yaitu segi input ; transformasi; dan output.
a). Input
Input (masukan) adalah bahan mentah yang akan dimasukkan dalam transformasi pendidikan. Input evaluasi adalah siswa, dan yang menjadi objek evaluasi pendidikan pada input siswa adalah prestasi atau hasil belajar, sikap, motivasi, intelegensi, bakat, kecerdasan emosional, minat dan kepribadian.
1) Hasil belajar atau prestasi belajar. Hasil belajar adalah sejumlah kemampuan (kognitif, afektif dan psikomotor) yang telah dikuasi siswa setelah selesainya suatu pelaksanaan program pembelajaran. Sedangkan prestasi belajar adalah sejumlah kemampuan (kognitif, afektif dan psikomotor) yang telah dikuasai siswa setelah melakukan program pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, misalnya pada akhir semester, atau pada akhir kegiatan satuan pendidikan dalam bentuk hasil ujian sekolah atau ujian nasional.
2) Sikap. Sikap di ukur dengan menggunakan instrument skala sikap, seperti skala sikap yang dikembangkan oleh likert, thurstone, semantic differensial.
3) Motivasi. Motivasi di ukur dengan menggunakan skala tertentu yang dikembangkan dari teori-teori motivasi.
4) Intelegensi. Intelegensi diukur dengan menggunakan tes intelegensi, seperti tes intelegensi multiple, tes weschler.
5) Bakat. Tes bakat di ukur dengan menggunakan tes bakat, seperti tes bakat seni, tes bakat mekanik, tes bakat olahraga, tes bakat numerik.
6) Kecerdasan emosional. Tes ini dapat di ukur dengan menggunakan skala yang dikembangkan dari teori-teori kecerdasan emosional seperti ECI (Emotional Competence Intellegence).
7) Minat. Minat dapat di ukur dengan menggunakan instrumenyang dikembangkan dari teori-teori minat.
8) Kepribadian, tes ini dapat di ukur dengan menggunakan tes kepribadian seperti Minnesota Multiphasic Personality Inventory(MMPI)
b)Transformasi
Merupakan mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Unsure-unsur transformasi yang dapat dijadikan objek evaluasi pendidikan meliputi (1) kurikulum atau materi pemblajaran (2) metode dan cara penilaian (3) sarana pendidikan / media (4) system administrasi (5) guru dan personil lainnya
c)Output
Adalah bahan jadi yang dihasilkan dari proses transformasi. Dan output evaluasi pendidikan adalah siswa yang menjadi lulusan lembaga pendidikan tertentu. Evaluasi terhadap lulusan dilakukan untuk mengerahui seberapa besar tingkat pencapaian/prestasi belajar siswa selama mengikuti program pembelajaran di sekolah. Alat evaluasi yang digunakan adalah tes dalam bentuk tes pencapaian atau achievement test.
      Fungsi Evaluasi
Fungsi evaluasi ada beberapa hal :
a.      Evaluasi berfungsi selektif.
Guru mempunyai cara untuk megadakan seleksi bagi calon siswa, untu memilih siswa naik tidaknya ke tingkat lanjut, untuk memilih siwa yang seharusnya dapat biasiswa, untuk memilih siswa yang berhak meninggalkan sekolah.
b.     Evaluasi berfungsi diagnostik.
Guru akan mengetahui kelemaha-kelemahan pada siswa dan tahu penyebabanya serta mengetahui bagaiman cara mengatasinya.
c.      Evaluasi berfungsi sebagai penempatan.
Guru dapat menmpatkan siswanya yang mempunyai kemempuan yang sama dan kelompok yang sama.
d.     Evaluasi berfungsi sebagai pengukuran keberhasilan.
Hal ini bermaksud utuk mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu program.

Fungsi evaluasi dalam proses pengembangan sistem pendidikan dimaksud untuk:perbaikan sistem, pertanggung jawaban terhadap pemerintah dan masyarakat, penentuan tindak lanjut hasil pengembangan.

Tujuan Evaluasi Pendidikan.
Pendidikan disebuah lembaga pendidikan sangat diperlukan adanya evaluasi kerena hal tersebut dapat memajukan lembaga dan proses pendidikan di sekolahan itu.
Manfaat atau tujuan diadakannya evaluasi pendidikan adalah:
a.      Bagi siswa.
Dengan diadakannya evaluasi atau penilaian maka siswa dapat mengetahui apakah hasil pekerjaannya memuaskan atau tidak.
b.     Bagi guru.
      Guru akan mengetahui siswa mana yang berhak melanjutkan dan mana tang tunda atau tinggal.
       Guru akan mengetahui apakah materi yang di ajarkan suadah tepat atau belum.
      Guru akan mengetahui apakah metode yang gunakan untuk mengajar sudah tepat atau belum.
c.      Bagi sekolahan.
      Sekolahan dapat mengetahui kondisi belajar yang ada di sekolahan sudah tepat atau belum.
      Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum sesuai tidaknya .
      Informasi penilaian yang diperoleh dari tahun ketahun, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman.
Tujuan utamanya dalam proses belajar mengajara adalah mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat tujuan instruksional oleh siswa, sehingga dapat di upayakan tindak lanjutnya.

Bentuk Dan Teknik Evaluasi
      Teknik Tes
Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh dara-data atau keterangan-keterangan yang dinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat (Pendapat Indrakusuma dalam, Arikunto, 2002: 32).
Tes ialah suatu percobaan yang dadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid ( Pendapat Bukhori dalam, Arikunto, 2013: 46).
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Tes dibedakan atas 3 macam berdasarkan kegunaan untuk mengukur siswa :
1.    Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga dapat diberikan pemberian perlakuan yang tepat.
2.    Tes formatif
Tes formatif adalah dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu.
3.    Tes sumatif
Dalam pengalaman disekolah tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian, sedangkan tes sumatif dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan tiap akhir semester.

      Teknik Non tes
Maksudnya adalah penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik.
a.        Skala Bertingkat
Yang dimaksud dengan skala bertingkat atau rating scala adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan anak didik berdasarkan tingkat tinggi rendahnya penguasaan dan penghayatan pembelajaran yang telah diberikan.
b.       Daftar Cocok
Maksudnya adalah suatu tes yang berbentuk daftar pertanyaan yang akan dijawab dengan membubuhkan tad cocok (x) pada kolom yang telah disediakan.
c.        Wawancara
Maksudnya adalah semua proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain, mendengar dengan telinganya sendiri suaranya.
d.      Daftar Angket
Maksudnya adalah bentuk tes yang berupa daftar pertanyaan yang diajukan pada responden, baik berupa keadaan diri, pengalaman, pengetahuan, sikap dn pendapatnya tentang sesuatu.
e.        Pengamatan (Observasi)
Maksudnya adalah teknik evaluasi yang dilakukan dengan cara meneliti secara cermat dan sistematis. Dengan menggunakan alat indra dapat dilakukan pengamatan terhadap aspek-aspek tingkah laku siswa disekolah. Oleh karena pengamatan ini bersifat langsung mengenai aspek-aspek pribadi siswa, maka pengamtan memiliki sifat kelebihan dari alat non tes lainnya. Teknik pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk teknik nontes yang biasa dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui pengamatan terhadap objeknya
f.       Riwayat Hidup
 Ini adalah salah satu tehnik non tes dengan menggunakan data pribadi seseorang sebagai bahan informasi penelitian. Dengan mempelajari riwayat hidup maka subjek evaluasi akan dpat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan dan sikap dari objek yang dinilai.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar