Konsep
Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
Menurut
Cangelosi (1995: 21) pengukuran adalah proses pengumpulan data melalui
pengamatan empiris yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang relevan
dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa
dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja
mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera mereka
seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan.
Menurut
Wiersma & Jurs (1990) pengukuran adalah penilaian numerik pada fakta-fakta
dari objek yang hendak diukur menurut kriteria atau satuan-satuan tertentu.
Alwasilah
et al.(1996), measurement (pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan
performa siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (sistem angka)
sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performa siswa tersebut
dinyatakan dengan angka-angka
Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan
pengertian pengukuran (measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal
dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.
Jadi, Pengukuran (measurement) adalah
suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan fakta kuantitatif dengan
membandingkan sesuatu dengan satuan ukuran standar yang disesuaikan sesuai
dengan objek yang akan diukur. Pengukuran bukan hanya dapat mengukur hal-hal
yang tampak saja namun dapat juga mengukur benda-benda yang dapat di bayangkan
seperti kepercayaan konsumen, ketidak pastian dll. Pengukuran dalam bidang
pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu.
Dalam hal ini yang diukur bukan peserta didik tersebut, akan tetapi
karakteristik atau atributnya.
2. Konsep Penilaian
Menurut
Suharsimi Arikunto (2009) penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap
sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
Dalam
buku, “Bimbingan Dan Konseling Disekolah”, terbitan Direktorat Tenaga
Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, departemen Pendidikan Nasional (2008:27) dijelaskan bahwa
Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan.
Dalam PP.19/2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa “penilaian adalah
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil
belajar peserta didik”.
Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian
adalah keputusan tentang nilai. Oleh karena itu, langkah selanjutnya setelah
melaksanakan pengukuran adalah penilaian. Penilaian dilakukan setelah siswa
menjawab soal-soal yang terdapat pada tes. Hasil jawaban siswa tersebut
ditafsirkan dalam bentuk nilai.
Dari beberapa definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa assessment atau penilaian adalah proses pengumpulan berbagai
data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa, menjelaskan dan
menafsirkan hasil pengukuran (kuantifikasi suatu objek, sifat, perlaku dll),
menggambarkan informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau
ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Assessment memberikan
informasi lebih konprehensif dan lengkap dari pada pengukuran, sebab tidak
hanya mengunakan instrument tes saja, tetapi juga mengunakan tekhnik non tes
lainya. Penilaian adalah kegiatan mengambil keputusan untuk menentukan sesuatu
berdasarkan kriteria baik buruk dan bersifat kualitatif. Hasil penilaian
sendiri walaupun bersifat kualitatif, dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan
naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Penilaian hasil belajar pada dasarnya
adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil
pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana
pebelajar (learner) telah mengerti
bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan
pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau
tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu
dapat dinyatakan dengan nilai.
3. Konsep Evaluasi
Evaluasi pembelajaran adalah suatu
proses atau kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria-judgment atau tindakan
dalam pembelajaran.
Evaluasi menurut Kumano (2001)
merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen.
Sementara itu menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang
nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan pengertian tersebut, Zainul
dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu
proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh
melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun
non tes.
Secara garis besar dapat dikatakan
bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari
itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif
keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis
untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan
pengajaran telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002).
•
Subjek Evaluasi
Subjek/pelaku Pendidikan adalah
orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat disebut subjek
evaluasi untuk setiap tes ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau
ketentuan yang berlaku, karena tidak setiap orang dapat melakukannnya.
Dalam kegiatan evaluasi pendidikan di mana sasaran evaluasinya
adalah sasaran belajar, maka subjek evaluasinya adalah guru atau dosen yang
mengasuh mata pelajaran tertentu. Jika evaluasi yang dilakukan itu sasarannya
adalah peserta didik, maka subjek evaluasinya adalah guru atau petugas yang
sebelum melaksanakan evaluasi tentang sikap itu, terlebih dahulu telah
memperoleh pendidikan atau latihan mengenai cara-cara menilai sikap seseorang.
Adapun apabila sasaran yang dievaluasi adalah kepribadian peserta
didik, di mana pengukuran tentang kepribadian itu dilakukan dengan menggunakan
instrumen berupa tes yang sifatnya baku (Standardized Test), maka subjek
evaluasinya tidak bisa lain kecuali seorang psikolog; yaitu seseorang yang
memang telah dididik untuk menjadi tenaga ahli yang profesional dibidang
psikologi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa disamping alat-alat evaluasi
yang digunakan untuk mengukur kepribadian seseorang itu sifatnya rahasia, juga
hasil-hasil pengukuran yang diperoleh dari tes kepribadian itu, hanya dapat
diinterpretasi dan disimpulkan oleh para psikolog tersebut, tidak mungkin dapat
dikerjakan oleh orang lain.
•
Objek Evaluasi
Yang dimaksud dengan objek
atau sasaran pendidikan ialah segala sesuatu yang bertalian dengan
kegiatan/proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian/pengamatan.
Karena pihak penilai/evaluator ingin memperoleh informasi tentang
kegatan/proses pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk mengetahui objek dari
evaluasi pendidikan adalah dengan jalan menyorotinya dati tiga segi yaitu segi
input ; transformasi; dan output.
a). Input
Input (masukan) adalah bahan mentah yang akan dimasukkan
dalam transformasi pendidikan. Input evaluasi adalah siswa, dan yang menjadi
objek evaluasi pendidikan pada input siswa adalah prestasi atau hasil belajar,
sikap, motivasi, intelegensi, bakat, kecerdasan emosional, minat dan
kepribadian.
1) Hasil belajar atau prestasi belajar.
Hasil belajar adalah sejumlah kemampuan (kognitif, afektif dan psikomotor) yang
telah dikuasi siswa setelah selesainya suatu pelaksanaan program pembelajaran.
Sedangkan prestasi belajar adalah sejumlah kemampuan (kognitif, afektif dan
psikomotor) yang telah dikuasai siswa setelah melakukan program pembelajaran
dalam kurun waktu tertentu, misalnya pada akhir semester, atau pada akhir
kegiatan satuan pendidikan dalam bentuk hasil ujian sekolah atau ujian
nasional.
2) Sikap. Sikap di ukur dengan menggunakan
instrument skala sikap, seperti skala sikap yang dikembangkan oleh likert,
thurstone, semantic differensial.
3) Motivasi. Motivasi di ukur dengan
menggunakan skala tertentu yang dikembangkan dari teori-teori motivasi.
4) Intelegensi. Intelegensi diukur
dengan menggunakan tes intelegensi, seperti tes intelegensi multiple, tes
weschler.
5) Bakat. Tes bakat di ukur dengan
menggunakan tes bakat, seperti tes bakat seni, tes bakat mekanik, tes bakat
olahraga, tes bakat numerik.
6) Kecerdasan emosional. Tes ini dapat
di ukur dengan menggunakan skala yang dikembangkan dari teori-teori kecerdasan
emosional seperti ECI (Emotional Competence Intellegence).
7) Minat. Minat dapat di ukur dengan
menggunakan instrumenyang dikembangkan dari teori-teori minat.
8) Kepribadian, tes ini dapat di ukur
dengan menggunakan tes kepribadian seperti Minnesota Multiphasic Personality
Inventory(MMPI)
b)Transformasi
Merupakan mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi
bahan jadi. Unsure-unsur transformasi yang dapat dijadikan objek evaluasi
pendidikan meliputi (1) kurikulum atau materi pemblajaran (2) metode dan cara
penilaian (3) sarana pendidikan / media (4) system administrasi (5) guru dan
personil lainnya
c)Output
Adalah bahan jadi yang dihasilkan dari proses transformasi.
Dan output evaluasi pendidikan adalah siswa yang menjadi lulusan lembaga
pendidikan tertentu. Evaluasi terhadap lulusan dilakukan untuk mengerahui
seberapa besar tingkat pencapaian/prestasi belajar siswa selama mengikuti
program pembelajaran di sekolah. Alat evaluasi yang digunakan adalah tes dalam
bentuk tes pencapaian atau achievement test.
•
Fungsi Evaluasi
Fungsi
evaluasi ada beberapa hal :
a. Evaluasi berfungsi
selektif.
Guru
mempunyai cara untuk megadakan seleksi bagi calon siswa, untu memilih siswa
naik tidaknya ke tingkat lanjut, untuk memilih siwa yang seharusnya dapat
biasiswa, untuk memilih siswa yang berhak meninggalkan sekolah.
b. Evaluasi berfungsi diagnostik.
Guru
akan mengetahui kelemaha-kelemahan pada siswa dan tahu penyebabanya serta
mengetahui bagaiman cara mengatasinya.
c. Evaluasi berfungsi sebagai
penempatan.
Guru
dapat menmpatkan siswanya yang mempunyai kemempuan yang sama dan kelompok yang
sama.
d. Evaluasi berfungsi sebagai
pengukuran keberhasilan.
Hal
ini bermaksud utuk mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu program.
Fungsi evaluasi dalam proses pengembangan sistem pendidikan
dimaksud untuk:perbaikan sistem, pertanggung jawaban terhadap pemerintah dan
masyarakat, penentuan tindak lanjut hasil pengembangan.
Tujuan Evaluasi Pendidikan.
Pendidikan
disebuah lembaga pendidikan sangat diperlukan adanya evaluasi kerena hal
tersebut dapat memajukan lembaga dan proses pendidikan di sekolahan itu.
Manfaat
atau tujuan diadakannya evaluasi pendidikan adalah:
a. Bagi siswa.
Dengan
diadakannya evaluasi atau penilaian maka siswa dapat mengetahui apakah hasil
pekerjaannya memuaskan atau tidak.
b. Bagi guru.
•
Guru akan mengetahui
siswa mana yang berhak melanjutkan dan mana tang tunda atau tinggal.
•
Guru akan mengetahui apakah materi yang di
ajarkan suadah tepat atau belum.
•
Guru akan mengetahui
apakah metode yang gunakan untuk mengajar sudah tepat atau belum.
c. Bagi sekolahan.
•
Sekolahan dapat
mengetahui kondisi belajar yang ada di sekolahan sudah tepat atau belum.
•
Informasi dari guru
tentang tepat tidaknya kurikulum sesuai tidaknya .
•
Informasi penilaian
yang diperoleh dari tahun ketahun, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman.
Tujuan
utamanya dalam proses belajar mengajara adalah mendapatkan informasi yang
akurat mengenai tingkat tujuan instruksional oleh siswa, sehingga dapat di
upayakan tindak lanjutnya.
Bentuk
Dan Teknik Evaluasi
•
Teknik Tes
Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan
objektif untuk memperoleh dara-data atau keterangan-keterangan yang dinginkan
tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat (Pendapat
Indrakusuma dalam, Arikunto, 2002: 32).
Tes ialah suatu
percobaan yang dadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran
tertentu pada seorang murid atau kelompok murid ( Pendapat Bukhori dalam,
Arikunto, 2013: 46).
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tes
adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.
Tes
dibedakan atas 3 macam berdasarkan kegunaan untuk mengukur siswa :
1.
Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan siswa sehingga dapat diberikan pemberian perlakuan yang
tepat.
2.
Tes formatif
Tes formatif adalah dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu.
3.
Tes sumatif
Dalam pengalaman disekolah tes formatif dapat disamakan
dengan ulangan harian, sedangkan tes sumatif dapat disamakan dengan ulangan
umum yang biasanya dilaksanakan tiap akhir semester.
•
Teknik Non tes
Maksudnya adalah penilaian atau evaluasi hasil belajar
peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik.
a.
Skala Bertingkat
Yang dimaksud dengan skala bertingkat atau rating scala
adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan anak didik berdasarkan
tingkat tinggi rendahnya penguasaan dan penghayatan pembelajaran yang telah
diberikan.
b.
Daftar Cocok
Maksudnya adalah suatu tes yang berbentuk daftar pertanyaan
yang akan dijawab dengan membubuhkan tad cocok (x) pada kolom yang telah disediakan.
c.
Wawancara
Maksudnya adalah semua proses tanya jawab lisan, dimana dua
orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka
yang lain, mendengar dengan telinganya sendiri suaranya.
d.
Daftar Angket
Maksudnya adalah bentuk tes yang berupa daftar pertanyaan
yang diajukan pada responden, baik berupa keadaan diri, pengalaman,
pengetahuan, sikap dn pendapatnya tentang sesuatu.
e.
Pengamatan (Observasi)
Maksudnya adalah teknik evaluasi yang dilakukan dengan cara
meneliti secara cermat dan sistematis. Dengan menggunakan alat indra dapat
dilakukan pengamatan terhadap aspek-aspek tingkah laku siswa disekolah. Oleh
karena pengamatan ini bersifat langsung mengenai aspek-aspek pribadi siswa,
maka pengamtan memiliki sifat kelebihan dari alat non tes lainnya. Teknik
pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk teknik nontes yang biasa
dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui pengamatan terhadap objeknya
f.
Riwayat Hidup
Ini adalah salah satu tehnik non tes dengan
menggunakan data pribadi seseorang sebagai bahan informasi penelitian. Dengan
mempelajari riwayat hidup maka subjek evaluasi akan dpat menarik suatu
kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan dan sikap dari objek yang dinilai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar