METABOLISME
PROTEIN
OLEH
KELOMPOK 1
BIMA FIRDA PUTRA
PUTRI ISLAMI SUCI
RANI RATNASARI SYOFYAN
WIDIA RAHAYU SAFITRI
YUDISTIA ARIANI
DOSEN :
Dr.VIOLITA,S.Si,M.Si
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
METABOLISME
PROTEIN
A. Katabolisme
Asam Amino
Katabolisme asam amino terjadi melalui reaksi transaminase yang
melibatkan pemindahan gugus amino secara enzimatik dari satu asam amino keasam amino lainnya. Enzim yang terlibat dalam reaksi ini adalah transminase atau amino transminase. Enzim ini spesifik bagi ketoglutarat sebagai penerima gugus amino namun tidak spesifik bagi asam amino sebagai pemberi gugus asam amino.
(Toha, 2005)
Jalur metabolic utama dari asam-asam amino terdiri atas beberapa jalur :
1. Produksi asam amino dari pembongkaran protein tubuh,
digesti protein diet serta sintesis asam amino di hati.
2. Pengambilan nitrogen dari asam amino.
3. Katabolisme asam amino menjadi energy melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil sampingan pemecahan asam amino.
4. Sintesis protein dari asam-asam amino.
Proses Transaminasi
Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus amino dari satu asam amino kegugus asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus amino dari suatu asam amino dipindahkan dari salah satu dari ketiga senyawa keton, yaitu asam piruvat, α ketoglutarat atau ksaloasetat, sehingga senyawa- senyawa keton ini diubah menjadi asam amino sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam keton. Ada dua enzim yang berperan yaitu alanin transaminase dan
glutamate trasminase yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi.
(Poedjiadi, 1994)
|
asam
amino + asam piruvat alanin
transaminase asam α keto + alanin
|
|
asam
amino + asam α ketoglutarat
asam α keto + asamglutamat
|
Reaksi transminasi bersifat reversible. Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang,
karena gugus amino yang dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keton. Alanin transminasi merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap asam piruvat. Dengan demikian Alanin transaminase dapat mengubah berbagai jenis asam amino menjadi alanin selama tersedia asam piruvat. Glutamat transminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap glutamate-ketoglutarat sebagai satu pasang substrat, karena itu enzim ini dapat mengubah asam-asam amino menjadi asam glutamat.
Reaksi transminasi ini terjadi dalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma. Semua enzim transminasi tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai koenzim.
(Poedjiadi, 1994)
Proses Deaminasi Oksidatif
Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat
diubah menjadi asam glutamat. Dalam beberapa sel misalnya bakteri, asam
glutamat dapat mengalami proses diaminasi oksidatif yang menggunakan glutaman
dehidrogenase sebagai katalis.
Asam
glutamat + NAD+ asam α ketoglutarat + NH4+ +
NHDH + H+
Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+
. selain NAD+ glutamat dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP+
sebagai akseptor elektron. Oleh karena asam glutamat merupakan hasil akhir
proses transaminasi, maka glutamat dehidrogenase merupakan enzim yang penting
dalam metabolisme asam amino.Dua jenis dehidrogenase lain yang penting ialah
L-asam amino oksidase dan D-asam amino oksidase.
L-asam amino oksidase adalah enzim flavoprotein yang mempunyai gugus
prostetik flavinmononukleotida (FMN). Enzim ini terdapat dalam sel hati pada
endoplasmik retikulum dan bukan merupakan enzim yang penting. D – asam amino oksidase
adalah juga enzim flavoprotein. Enzim ini mempunyai FAD sebagai gugus prospetik
dan terdapat dalam sel hati. Oleh karena D-asamamino jarang terdapat dalam
tubuh manusia, maka fungsi D-asam amino oksidase.
Proses diaminasi asam amino dapat terjadi secara oksidatif dan non
oksidatif. Contoh asam amino yang mengalami proses deaminasi oksidatif adalah
asam glutamat. Reaksi degradasi asam glutamat dikatalis oleh enzim L-glutamat
dehidrogenase yang dibantu oleh NAD atau NADP.
Deaminasi non oksidatif adalah penghilangan gugus amino dari asam amino
serin yang dikatalis oleh enzim serindehidratase. Asam amino teronin juga dapat
mengalami deaminasi non oksidatif dengan katalis kreonin dehidratase menjadi
keto butirat.
B.Anabolisme
asam amino
Sintesis ke-20 macam asam amino penyusun protein berbeda- beda pada setiap mahluk hidup. Tumbuhan umumnya mampu mensintesis sendiri 20 asam amino tersebut. Sedangkan manusia dan hewan hanya dapat melakukan sintesis 10 dari 20 asam amino unit pembangun protein. Asam amino yang dapat disintesis sendiri oleh mahluk hidup tersebut dikenal dengan sebutan asam amino nonesensial. Sedangkan asam amino yang tidak dapat disintesis sendiri dan harus diperoleh dari makanan disebutasam amino esensial.
Glutamat, glutamin dan prolin mengambil bagian dalam lintas biosintetik bersama. Proses biosintesis ketiganya identik dalam semua bentuk kehidupan. Glutamat dibentuk dari amonia dan alfa-ketoglutarat, suatu senyawa antara siklus asarn sitrat, melalui kerja enzim glutamat dehidrogenase dengan tenaga pereduksi NADPH.
Sintesis ke-20 macam asam amino penyusun protein berbeda- beda pada setiap mahluk hidup. Tumbuhan umumnya mampu mensintesis sendiri 20 asam amino tersebut. Sedangkan manusia dan hewan hanya dapat melakukan sintesis 10 dari 20 asam amino unit pembangun protein. Asam amino yang dapat disintesis sendiri oleh mahluk hidup tersebut dikenal dengan sebutan asam amino nonesensial. Sedangkan asam amino yang tidak dapat disintesis sendiri dan harus diperoleh dari makanan disebutasam amino esensial.
Glutamat, glutamin dan prolin mengambil bagian dalam lintas biosintetik bersama. Proses biosintesis ketiganya identik dalam semua bentuk kehidupan. Glutamat dibentuk dari amonia dan alfa-ketoglutarat, suatu senyawa antara siklus asarn sitrat, melalui kerja enzim glutamat dehidrogenase dengan tenaga pereduksi NADPH.
NH4+ + a-ketoglutarat
+ NADPH Glutamat + NADP+ + H2O
Glutamat adalah donor gugus asam amino dalam biosintesis asam amino lain melalui reaksi transaminasi. Glutamin dibentuk dari glutamat melalui kerja glutamin sintetase dengan bantuan ATP.
Glutamat + NH4+ + ATP Glutamin + ADP+ + Pi + H+Prolin juga disintesis dari glutamat melalui reaksi bertahap. Mula-mula glutamat direduksi menjadi a-semialdehida dengan bantuan glutamat kinase dehidrogenase. Kemudian metabolit ini mengalami penutupan menjadi pirolin 5-karboksilat dan reduksi lebih lanjut menjadi prolin dengan bantuan enzim pirolin karboksilat reduktase.
Glutamat adalah donor gugus asam amino dalam biosintesis asam amino lain melalui reaksi transaminasi. Glutamin dibentuk dari glutamat melalui kerja glutamin sintetase dengan bantuan ATP.
Glutamat + NH4+ + ATP Glutamin + ADP+ + Pi + H+Prolin juga disintesis dari glutamat melalui reaksi bertahap. Mula-mula glutamat direduksi menjadi a-semialdehida dengan bantuan glutamat kinase dehidrogenase. Kemudian metabolit ini mengalami penutupan menjadi pirolin 5-karboksilat dan reduksi lebih lanjut menjadi prolin dengan bantuan enzim pirolin karboksilat reduktase.
Prolin adalah
penghambat alosterik pada reaksi awal biosintesisnya. Asam-asam amino alanin, aspartat
dan asparagin juga berasal dari metabolit sentral glutamat. Umumnya alanin
berasal dari piruvat dan asapartat dari oksaloasetat oleh reaksi transaminasi
dari glutamat.
Glutamat +
Piruvat Alfa-ketoglutarat
+ Alanin Glutamat
+ Oksaloasetat alfa-ketoglutara+Aspartat
Biosintesis asparagin dalam banyak bakteri menggunakan aspartat sebagai prekursor dalam reaksi dengan katalis asparagin sintetase. Sedangkan dalam sel mamalia biosintesis asparagin melalui pemindahan gugus amino dari gugus amida glutamin menjadi (3karboksil aspartat dengan enzim asparagin sintetase bergantung ATP.
Biosintesis asparagin dalam banyak bakteri menggunakan aspartat sebagai prekursor dalam reaksi dengan katalis asparagin sintetase. Sedangkan dalam sel mamalia biosintesis asparagin melalui pemindahan gugus amino dari gugus amida glutamin menjadi (3karboksil aspartat dengan enzim asparagin sintetase bergantung ATP.
Aspartat + NH4+
+ ATP Asparagin
+ ADP + Pi + H+
Glutamin + Aspartat + ATP + H2O Glutamat + Asparagin + AMP + Ppi Asam amino non esensial tirosin disintesis oleh hewan dari asam amino esensial fenilalanin. Sementara sistein dibuat dari asam amino esensial metionin dan asam amino non-esensial serin. Metionin menyumbangkan atom sulfur dan serin memberikan kerangka karbon. Keterangan enzim :
1. metionin adenosiltransferase
2. reaksi pemindahan metil
3. adenosilhomosisteinase
4. sistationin beta-sintase
5. sisgtationin g-liase
Biosintesis serin dan glisin dianggap terjadi bersama-sama karena serin adalah prekursor glisin, seperti ditampilkan di bawah ini.
Glutamin + Aspartat + ATP + H2O Glutamat + Asparagin + AMP + Ppi Asam amino non esensial tirosin disintesis oleh hewan dari asam amino esensial fenilalanin. Sementara sistein dibuat dari asam amino esensial metionin dan asam amino non-esensial serin. Metionin menyumbangkan atom sulfur dan serin memberikan kerangka karbon. Keterangan enzim :
1. metionin adenosiltransferase
2. reaksi pemindahan metil
3. adenosilhomosisteinase
4. sistationin beta-sintase
5. sisgtationin g-liase
Biosintesis serin dan glisin dianggap terjadi bersama-sama karena serin adalah prekursor glisin, seperti ditampilkan di bawah ini.
C. SIKLUS UREA
Urea Dibentuk oleh Siklus Urea
Pada hewan, ureotelik, ammonia yang dihasilkan
dari deaminasi asam amino diubah menjadi urea di dalam hati oleh mekanisme
siklik, yaitu siklus urea, yang pertama kali ditemukan leh Hans Krebs dan Kurt
Henseleit pada 1932. Krebs dan Henseleit menemukan bahwa kecepatan pembentukan
urea dari amm onia oleh irisan tipis hati
yang disuspensikan di dalam medium buffer aerobic dipercepat oleh penambahan salah
satu dari tiga senyawa spesifik, ornitin, sitrulin, atau arginin.
Arginin tentunya merupakan salah satu asam amino
baku yang ditemukan pada protein. Walaupun ornitin dan sitrulin juga merupakan
asam α-amino, golongan ini tidak terdapat sebagai unit pembangun molekul
protein. Ketiga senyawa ini merangsang aktivitas sintesis urea jauh melampaui
aktivitas senyawa bernitrogen umum lainnya yang diuji. Struktur ketiga senyawa
aktif ini memperlihatkan bahwa ketiganya mungkin berhubungan satu sama lain
dalam satu urutan, dengan ornitin sebagai pemula sitrulin dan selanjutnya
sitrulin menjadi pemula arginin.
Arginin telah lama diketahui dapat terhidrolisa
menjadi ornitin dan urea oleh kerja enzim arginase.
Arginin + H2O à ornitin + urea
Krebs menyimpulkan bahwa suatu proses siklik
terjadi, dengan ornitin memegang peranan serupa dengan oksalaasetat di dalam
siklus asam sitrat. Molekul ornitin bergabung dengan satu molekul NH3
dan satu CO2 membentuk sitrulin. Molekul kedua ammonia ditambahkan
ke sitrulin, membentuk arginin, yang lalu terhidrolisis menghasilkan urea,
dengan pembentukan kembali molekul ornitin. Semua organisme yang mampu
melakukan biosintesis arginin dapat mengkatalisis reaksi-reaksi ini sampai ke
titik arginin, tetapi hanya hewan ureotelik yang dilengkapi sejumlah besar
enzim arginase, yang mengkatalisis hidrolisis tidak dapat kembali menjadi arginin, membentuk urea dan
ornitrin. Ornitrin yang diregenerasi ini lalu siap untuk memulai putaran
selanjutnya siklus urea ini.
Urea, yang merupakan produk siklus ini,
merupakan senyawa netral, tidak beracun dan larut di dalam air. Molekul ini
diangkut melalui darah menuju ginjal dan dikeluarkan ke dalam urin.
Siklus Urea Terdiri Atas Beberapa Tahap Kompleks
Gugus amino pertama yang memasuki siklus urea
muncul dalam bentuk ammonia bebas, oleh deasimenasi oksidatif glutamate di
dalam mitokondria sel hati. Reaksi ini dikatalisis oleh glutamate
dehidrogenase, yang memerlukan NAD+.
Glutamat- + NAD+ + H2O ↔ α-ketoglutarat2- + NH4+ + NADH + H+
a. Reaksi pada sintesis karbamil
fosfat
Amonia bebas yang terbentuk segera dipergunakan,
bersama-sama dengan karbon dioksida yang dihasilkan di dalam mitokondria oleh
respirasi, untuk membentuk karbamoil fosfat di dalam matriks, pada suatu reaksi
yang bergantung kepada ATP, yang dikatalisis oleh enzim karbamoil fosfat
sintetase I. Angka Romawi ini menunjukkan bentuk mitokondria enzim ini, untuk
membendakannya dari bentuk sitosolnya (II).
Dalam reaksi pembentukan karbamil fosfat ini,
satu mol ammonia bereaksi dengan satu mol karbondioksida dengan bantuan enzim
karbamoilfosfat sintetase. Reaksi ini membutuhkan energy, karenanya reaksi ini
melibatkan dua mol ATP yang diubah menjadi ADP. Disamping itu sebagai kofaktor
dibutuhkan Mg2+ dan N-asetil-glutamat.
Karbamoil fosfat ΔGo=
-3,3 kkal/mol
Karbamoil fosfat sintetase I
merupakan enzim pengatur, enzim ini memerlukan N-asetilglutamat sebagai
modulator positif atau perangsangnya. Karbamoil fosfat merupakan senyawa
berenergi tinggi, molekul ini dapat dipandang sebagai suatu pemberi gugus
karbamoil yang telah diaktifkan. Perhatikan bahwa gugus fosfat ujung dari dua
molekul ATP dipergunakan untuk membentuk satu molekul karbamoil fosfat.
b. Reaksi pada pembentukan
siturulin
Pada tahap selanjutnya dari
siklus urea, karbamoil fosfat memberikan gugus karbamoilnya kepada ornitin
untuk membentuk sitrulin dan membebaskan fosfatnya, dalam suatu reaksi yang
dikatalisis oleh ornitin transkarbamoilase yang terdapat pada bagian
mitokondria sel hati, yakni enzim mitokondria yang memerlukan Mg2+.
Karbamoil fosfat + ornitin à sitrulin + Pi- + H+
Sitrulin yang terbentuk sekarang meninggalkan
mitokondria dan menuju ke dalam sitosol sel hati.
Gugus amino yang kedua sekarang datang dalam
bentuk L-aspartat, yang sebaliknya diberikan dari L-glutamat oleh kerja
aspartat transaminase.
Oksalasetat + L-glutamat ↔ L-aspartat + α-ketoglutarat
L-Glutamat tentunya menerima
gugus amino dari kebanyakan asam amino umum lainnya oleh transaminasi menjadi
α-ketoglutarat. Pemindahan gugus amino kedua ke sitrulin terjadi dengan reaksi
pemadatan di antara gugus amino aspartat dan karbon karbonil sitrulin dengan
adanya ATP, untuk membentuk agininosuksinat. Reaksi ini dikatalisa oleh
arginosuksinat sintetase sitosol hati, suatu enzim yang tergantung kepada Mg2+.
c. Reaksi pada asam
argininosuksinat
Selanjutnya siturulin bereaksi
dengan asam aspartat membentuk asam argininosuksinat. Reaksi ini berlangsung
dengan bantuan enzim argininosuksinat sintese. Dalam reaksi tersebut ATP
merupakan sumber energy dengan jalan melepaskan gugus fosfat dan berubah
menjadi AMP.
Sitrulin + aspartat + ATP → argininosuksinat + AMP + PPi + H+
Pada tahap selanjutnya argininosuksinat segera
terurai oleh argininosuksinat liase untuk membentuk arginin dan fumarat bebas.
Argininosuksinat ↔ arginin + fumarat
Fumarat yang terbentuk, kembai
menuju kumpulan senyawa antara siklus asam sitrat.
d. Reaksi pada penguraian asam
argininosuksinat
Dalam reaksi ini asam asam
argininosuksinat diuraikan menjadi arginin dan asam fumarat. Reaksi ini
berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinase, suatu enzim yang terdapat
dalam hati dan ginjal.
1. Daur Urea Berkaitan dengan
Daur Asam Sitrat
Stokiometri sintesis urea
adalah:
CO2+NH4++3ATP+Aspartat+2H2OàUrea+2ADP+2Pi+AMP+PPi+fumarat
Pirofosfat dihidrolisis dengan
cepat dan dengan demikian 4 ikatan fosfat energy tinggi (-P) digunakan dalam
reaksi ini untuk membentuk 1 molekul urea. Sintesis asam fumarat pada daur urea
merupakan reaksi penting sebab reaksi ini mengkaitkan daur urea dengan daur
asam sitrat. Fumarat mengalami hidrasi menjadi malat, yang pada gilirannya
dioksidasi menjadi oksaloasetat. Oksaloasetat dapat mengalami:
1.
Mengalami transaminasi menjadi aspartat
2.
Berubah menjadi glukosa melalui jalur glukoneogenesis
3.
Berkondensasi dengan Asetil Ko-A membentuk sitrat
4.
Berubah menjadi pirufat
Pengkotak-kotakan daur urea
dan reaksi-reaksi yang menyertainya juga penting. Pembentukan NH4+
oleh glutamate dehidrogenase, penggabungannya ke dalam karbomoil fosfat dan sintesis siturulin berikutnya terjadi di matriks mitokondria.
Sebaliknya tiga reaksi dalam daur urea berikutnya terjadi dalam
sitosol.
DAFTAR PUSTAKA
Lehninger, A.
L. 1987. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid II. Erlangga: Surabaya.
Martoharsono,
S. 1976. Biokimia Jilid II. UGM Press: Yogyakarta
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar
Biokimia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : UI Press.
Strayer, L.
1995. Biochemistry. W.H freeman and Company: New York.
Toha, Abdul
Hamid A. 2005. Biokimia : Metabolisme Biomolekul. Bandung : Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar